Saat ini kita sedang hidup di zaman di mana
begitu banyak orang menyepelekan satu hal yang sering kita dengar
dengan sebutan “hubungan”. Hubungan yang retak diantara sahabat,
renggangnya komunikasi antara orang-tua dengan anak, putusnya hubungan
suami-istri, dan semua ini sudah menjadi hal yang umum di kalangan orang
Kristen.
Banyak orang memandang hubungan sebagai suatua spek semata dan
begitu “sudah tidak terasa lagi” dengan mudahnya orang akan mencari
orang lain untuk mengisi kekosongan tersebut. Hal yang sama dapat
terjadi pula di dalam hubungan antara orang percaya dengan TUHAN. Ketika
mereka merasa tidak dapat menjaga dengan hubungan baik dengan TUHAN,
mereka akan mulai mencari pengajaran ataupun doktrin yang memastikan
bahwa TUHAN tetap berkenan kepada mereka, terlepas dari apapun yang
mereka perbuat atau tidak perbuat kepada TUHAN.
Pengajaran Hyper Grace mengatakan bahwa “Oleh Karena kita menerima Hadirat TUHAN tanpa berbuat apapun, maka tidak ada perbuatan apapun yang dapat membuat Hadirat-Nya meninggalkan kita.” Ini SALAH BESAR! Pernyataan pertama, yaitu bahwa kita menerima Hadirat-Nya (keselamatan) tanpa perbuata kita memang benar: Anugerah keselamatan sepenuhnya memang karena TUHAN yang kita terima dengan iman, namun kesalahan besarnya ada pada kalimat berikutnya, yaitu bahwa tidak ada perbuatan apapun yang dapat membuat Hadirat-Nya meninggalkan kita. Bayangkan saja, tidak ada perbuatan yang dapat membuat kita jauh dari TUHAN? Bagaimana dengan dosa? MelawanFirman? Pengajaran tersebut di atas jelas menyesatkan dan inilah salah satu pengajaran utama hyper grace. Lalu bagaimana kita membangun dan menjaga hubungan baik dengan TUHAN?
Saat kita masih di dunia, focus kita adalah membangun hubungan dengan-Nya yang semakin hari semakin baik (Filipi 3:8-9) sampai kita mencapai hubungan yang sempurna dengan-Nya saat kita di jemput oleh-Nya. Landasan bagi kita untuk membangun hubungan yang makin intim dengan Tuhan adalah karena TUHAN sudah terlebih dahulu rindu untuk berhubungan erat dengan kita dan telah membuka jalan bagi kita untuk mendekat kepada-Nya melalui Kristus. 1 Yohanes 4:10,19 “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.....Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. Sebagaimana nyanyian Daud yang telah melihat rencana pengampunan TUHAN atas dosa-dosa, demikianlah hendaknya kita membangun hubungan yang baik dengan Dia.
“Pujilah TUHAN, hai jiwaku,
Dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,
Dia yang menebus hidupmu dari
Lobang kubur, yang memahkotai engkau
Dengan kasih setia dan rahmat,
Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.”
(Mazmur 103:2-5)
Kisah perjalanan bagaimana TUHAN membawa orang-orang Israel keluar dari perbudakan Mesir adalah gambaran dari perjalanan kehidupan rohani orang-orang Kristen. Mazmur 103 membuka kunci bagaimana kita membangun hubungan yang indah dengan TUHAN. Ingatlah, bahwa untuk setiap kebaikan yang kita terima dari TUHAN, sudah seharusnya kita responi dengan benar.
1. Dengar-dengaran dan Taat Kepada Firman Tuhan
Setelah orang-orang Israel bersukacita karena pembebasan, maka TUHAN yang besar dan adil itu memberikan petunjuk-petunjuk-Nya karena Ia mengasihi mereka (Mazmur 103:5-8). Demikian juga dengan kita, setelah kita menerima keselamatan oleh karya Kristus diatas kayu salib, maka penting bagi kita untuk membuka hati mendengarkan suara Roh Kudus (Yohanes 16:13) dan taat melakukan Firman-Nya karena dari situlah kita mengetahui apakah perbuatan kita sesuai dengan kehendak Allah atau tidak (2 Timotius 3:16-17). Saat kita melakukan apa yang Bapa kehendaki, Roh Kudus juga yang akan membantu dan memberikan kemampuan untuk melakukannya (Efesus 3:16, Filipi 2:13).
Yang mengherankan adalah sikap para pengajar hyper grace terhadap Alkitab/Firman TUHAN. Salah satu pengajaran yang mereka usung adalah: “Alkitab bukanlah pedoman hidup orang Kristen, tetapi Yesus-lah pedoman hidup kita. ”Pernyataan yang aneh dan jelas SALAH. Bagaimana kita mengetahui Yesus? Bukankah melalui Alkitab? Lebih lanjut di katakan oleh mereka bahwa tugas kita adalah mengikuti perbuatan Yesus, tetapi bukan Firman-Nya. Ini jelas-jelas pengajaran yang SESAT! Apa yang Yesus Kristus lakukan tidak dapat di pisahkan dari Firman-Nya. Justru Rasul Paulus menegaskan dalam 2 Timotius 3:16-17 di atas bahwa Firman TUHAN-lah yang harus menjadi pegangan hidup kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Renungkanlah ayat ini: “Jawab Yesus: “Jika seseorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.” (Yohanes 14:23). TUHAN mendekat kepada orang yang mengasihi dia, yaitu orang yang menuruti firman-Nya.
2. Menjadikan Pertobatan Sebagai Gaya Hidup di Hadapan TUHAN
Mazmur 103 mengingatkan agar orang-orang Israel yang sudah menerima pembebasan dari perbudakan agar menuruti petunjuk-petunjuk TUHAN dan memiliki gaya hidup pertobatan (Mazmur 103:9-18). TUHAN adalah Bapa kita yang baik. Dia tahu bahwa kita pun memiliki kelemahan dan bahkan bisa saja melakukan pelanggaran/dosa sekalipun sudah menerima anugrah keselamatan dari-Nya. Namun kasih setia-Nya dan pengampunan-Nya tersedia bagi orang-orang yang mengakui dosa-dosa mereka di hadapan-Nya, terlebih lagi bagi anak-anak-Nya yang hidup hari demi hari melakukan firman-Nya. Rasul Yohanes pun mengingatkan jemaat agar datang kepada-Nya karena Ia Allah yang setia dan adil yang mau mengampuni segala dosa kita (1 Yohanes 1:9). Bagaimana kita memohon pengampunan kepada TUHAN? Yaitu dengan menyesal sungguh-sungguh atas dosa yang telah kita lakukan:
“Sebab Engkau tidak berkenan
Kepada korban sembelihan;
Sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya.
Korban sembelihan kepada Allah
Ialah jiwa yang hancur;
hati yang patah dan remuk tidak akan Kau pandang hina, ya Allah.”
(Mazmur 51:18-19)
Sukacita kita dapatkan karena pengampunan yang TUHAN berikan, bukan dari pengajaran sesat yang mengatakan bahwa apapun yang kita perbuat tidak akan membuat hadirat-Nya meninggalkan kita. Kasih TUHAN di nyatakan kepada kita melalui pengampunan yang telah Dia berikan. Sebaliknya, jika kita tidak meminta pengampunan dosa artinya kita hidup di dalam dosa-dosa kita; itu akan sangat berbahaya bagi keselamatan kita.
3. Kehidupan Doa Dan Penyembahan, Secara Pribadi Maupun Secara Korporat
Mazmur 103 di tutup dengan TUHAN mengingatkan bahwa Iamenegakkan takhta-Nya dan malaikat-malaikat, umat TUHAN secara bersama-sama dan secara pribadi memuji dan menyembah Dia (Mazmur 103:19-22). Itulah juga yang harus kita lakukan karena merupakan kehendak Bapa, sebagaimana diajarkan Yesus sendiri dalam Yohanes 4:23. Kita membangun hubungan yang makin erat dengan TUHAN melalui doa dan penyembahan; keduanya tidak dapat di pisahkan. Hal tersebut bisa kita lakukan secara pribadi maupun secara bersama-sama dengan anak-anak TUHAN lainnya di dalam pertemuan-pertemuan ibadah kita.
TUHAN Yesus mengajarkan agar kita berdoa dengan mengikuti pola sebagaimana Doa Bapa Kami dalam Matius 6:9-13, yaitu:
• Meninggikan Nama TUHAN, kuasa dan kedaulatan-Nya (ayat 9-10)
• Memohon TUHAN agar memberkati dan menjaga jalan hidup kita (ayat 11-13)
• Tanpa TUHAN yang adalah segalanya, kita tidak ada apa-apanya (ayat 13).
Kelompok hyper grace mengatakan bahwa Doa Bapa Kami bukanlah doa yang penting, atau bukan doa yang di naikkan orang percaya, bahkan ada yang berkata bahwa Doa Bapa Kami adalah sesuatu yang berbahaya, semata-mata karena pada ayat 13 ada permohonan pengampunan dosa. Suatu pandangan yang menyesatkan. Membuang Doa Bapa Kami sama dengan membuang ajaran Tuhan Yesus. Membuang ajaran Yesus sama dengan membuang Yesus dan itu jelas membuat kita tidak selamat.
Apakah yang kita terima saat kita membangun hubungan yang semakin dekat dengan TUHAN dengan melakukan ketiga gaya hidup di atas? Terima janji TUHAN sebagaimana yang Ia janjikan dalam Mazmur 145:18-20, “TUHAN dekat pada setiap orang yang berserukepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan. Ia melakukan kehendak orang-orang takut akan Dia, mendengarkan teriak mereka minta tolong dan menyelamatkan mereka. TUHAN menjaga semua orang yang mengasihi-Nya, tetapi semua orang fasik akan di binasakan-Nya. (CS)
Quote:
Menolak ajaran Yesus sama dengan menolak pribadi Yesus.
“Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.”
(Yohanes 12:48).
Pengajaran Hyper Grace mengatakan bahwa “Oleh Karena kita menerima Hadirat TUHAN tanpa berbuat apapun, maka tidak ada perbuatan apapun yang dapat membuat Hadirat-Nya meninggalkan kita.” Ini SALAH BESAR! Pernyataan pertama, yaitu bahwa kita menerima Hadirat-Nya (keselamatan) tanpa perbuata kita memang benar: Anugerah keselamatan sepenuhnya memang karena TUHAN yang kita terima dengan iman, namun kesalahan besarnya ada pada kalimat berikutnya, yaitu bahwa tidak ada perbuatan apapun yang dapat membuat Hadirat-Nya meninggalkan kita. Bayangkan saja, tidak ada perbuatan yang dapat membuat kita jauh dari TUHAN? Bagaimana dengan dosa? MelawanFirman? Pengajaran tersebut di atas jelas menyesatkan dan inilah salah satu pengajaran utama hyper grace. Lalu bagaimana kita membangun dan menjaga hubungan baik dengan TUHAN?
Saat kita masih di dunia, focus kita adalah membangun hubungan dengan-Nya yang semakin hari semakin baik (Filipi 3:8-9) sampai kita mencapai hubungan yang sempurna dengan-Nya saat kita di jemput oleh-Nya. Landasan bagi kita untuk membangun hubungan yang makin intim dengan Tuhan adalah karena TUHAN sudah terlebih dahulu rindu untuk berhubungan erat dengan kita dan telah membuka jalan bagi kita untuk mendekat kepada-Nya melalui Kristus. 1 Yohanes 4:10,19 “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.....Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. Sebagaimana nyanyian Daud yang telah melihat rencana pengampunan TUHAN atas dosa-dosa, demikianlah hendaknya kita membangun hubungan yang baik dengan Dia.
“Pujilah TUHAN, hai jiwaku,
Dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,
Dia yang menebus hidupmu dari
Lobang kubur, yang memahkotai engkau
Dengan kasih setia dan rahmat,
Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.”
(Mazmur 103:2-5)
Kisah perjalanan bagaimana TUHAN membawa orang-orang Israel keluar dari perbudakan Mesir adalah gambaran dari perjalanan kehidupan rohani orang-orang Kristen. Mazmur 103 membuka kunci bagaimana kita membangun hubungan yang indah dengan TUHAN. Ingatlah, bahwa untuk setiap kebaikan yang kita terima dari TUHAN, sudah seharusnya kita responi dengan benar.
1. Dengar-dengaran dan Taat Kepada Firman Tuhan
Setelah orang-orang Israel bersukacita karena pembebasan, maka TUHAN yang besar dan adil itu memberikan petunjuk-petunjuk-Nya karena Ia mengasihi mereka (Mazmur 103:5-8). Demikian juga dengan kita, setelah kita menerima keselamatan oleh karya Kristus diatas kayu salib, maka penting bagi kita untuk membuka hati mendengarkan suara Roh Kudus (Yohanes 16:13) dan taat melakukan Firman-Nya karena dari situlah kita mengetahui apakah perbuatan kita sesuai dengan kehendak Allah atau tidak (2 Timotius 3:16-17). Saat kita melakukan apa yang Bapa kehendaki, Roh Kudus juga yang akan membantu dan memberikan kemampuan untuk melakukannya (Efesus 3:16, Filipi 2:13).
Yang mengherankan adalah sikap para pengajar hyper grace terhadap Alkitab/Firman TUHAN. Salah satu pengajaran yang mereka usung adalah: “Alkitab bukanlah pedoman hidup orang Kristen, tetapi Yesus-lah pedoman hidup kita. ”Pernyataan yang aneh dan jelas SALAH. Bagaimana kita mengetahui Yesus? Bukankah melalui Alkitab? Lebih lanjut di katakan oleh mereka bahwa tugas kita adalah mengikuti perbuatan Yesus, tetapi bukan Firman-Nya. Ini jelas-jelas pengajaran yang SESAT! Apa yang Yesus Kristus lakukan tidak dapat di pisahkan dari Firman-Nya. Justru Rasul Paulus menegaskan dalam 2 Timotius 3:16-17 di atas bahwa Firman TUHAN-lah yang harus menjadi pegangan hidup kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Renungkanlah ayat ini: “Jawab Yesus: “Jika seseorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.” (Yohanes 14:23). TUHAN mendekat kepada orang yang mengasihi dia, yaitu orang yang menuruti firman-Nya.
2. Menjadikan Pertobatan Sebagai Gaya Hidup di Hadapan TUHAN
Mazmur 103 mengingatkan agar orang-orang Israel yang sudah menerima pembebasan dari perbudakan agar menuruti petunjuk-petunjuk TUHAN dan memiliki gaya hidup pertobatan (Mazmur 103:9-18). TUHAN adalah Bapa kita yang baik. Dia tahu bahwa kita pun memiliki kelemahan dan bahkan bisa saja melakukan pelanggaran/dosa sekalipun sudah menerima anugrah keselamatan dari-Nya. Namun kasih setia-Nya dan pengampunan-Nya tersedia bagi orang-orang yang mengakui dosa-dosa mereka di hadapan-Nya, terlebih lagi bagi anak-anak-Nya yang hidup hari demi hari melakukan firman-Nya. Rasul Yohanes pun mengingatkan jemaat agar datang kepada-Nya karena Ia Allah yang setia dan adil yang mau mengampuni segala dosa kita (1 Yohanes 1:9). Bagaimana kita memohon pengampunan kepada TUHAN? Yaitu dengan menyesal sungguh-sungguh atas dosa yang telah kita lakukan:
“Sebab Engkau tidak berkenan
Kepada korban sembelihan;
Sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya.
Korban sembelihan kepada Allah
Ialah jiwa yang hancur;
hati yang patah dan remuk tidak akan Kau pandang hina, ya Allah.”
(Mazmur 51:18-19)
Sukacita kita dapatkan karena pengampunan yang TUHAN berikan, bukan dari pengajaran sesat yang mengatakan bahwa apapun yang kita perbuat tidak akan membuat hadirat-Nya meninggalkan kita. Kasih TUHAN di nyatakan kepada kita melalui pengampunan yang telah Dia berikan. Sebaliknya, jika kita tidak meminta pengampunan dosa artinya kita hidup di dalam dosa-dosa kita; itu akan sangat berbahaya bagi keselamatan kita.
3. Kehidupan Doa Dan Penyembahan, Secara Pribadi Maupun Secara Korporat
Mazmur 103 di tutup dengan TUHAN mengingatkan bahwa Iamenegakkan takhta-Nya dan malaikat-malaikat, umat TUHAN secara bersama-sama dan secara pribadi memuji dan menyembah Dia (Mazmur 103:19-22). Itulah juga yang harus kita lakukan karena merupakan kehendak Bapa, sebagaimana diajarkan Yesus sendiri dalam Yohanes 4:23. Kita membangun hubungan yang makin erat dengan TUHAN melalui doa dan penyembahan; keduanya tidak dapat di pisahkan. Hal tersebut bisa kita lakukan secara pribadi maupun secara bersama-sama dengan anak-anak TUHAN lainnya di dalam pertemuan-pertemuan ibadah kita.
TUHAN Yesus mengajarkan agar kita berdoa dengan mengikuti pola sebagaimana Doa Bapa Kami dalam Matius 6:9-13, yaitu:
• Meninggikan Nama TUHAN, kuasa dan kedaulatan-Nya (ayat 9-10)
• Memohon TUHAN agar memberkati dan menjaga jalan hidup kita (ayat 11-13)
• Tanpa TUHAN yang adalah segalanya, kita tidak ada apa-apanya (ayat 13).
Kelompok hyper grace mengatakan bahwa Doa Bapa Kami bukanlah doa yang penting, atau bukan doa yang di naikkan orang percaya, bahkan ada yang berkata bahwa Doa Bapa Kami adalah sesuatu yang berbahaya, semata-mata karena pada ayat 13 ada permohonan pengampunan dosa. Suatu pandangan yang menyesatkan. Membuang Doa Bapa Kami sama dengan membuang ajaran Tuhan Yesus. Membuang ajaran Yesus sama dengan membuang Yesus dan itu jelas membuat kita tidak selamat.
Apakah yang kita terima saat kita membangun hubungan yang semakin dekat dengan TUHAN dengan melakukan ketiga gaya hidup di atas? Terima janji TUHAN sebagaimana yang Ia janjikan dalam Mazmur 145:18-20, “TUHAN dekat pada setiap orang yang berserukepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan. Ia melakukan kehendak orang-orang takut akan Dia, mendengarkan teriak mereka minta tolong dan menyelamatkan mereka. TUHAN menjaga semua orang yang mengasihi-Nya, tetapi semua orang fasik akan di binasakan-Nya. (CS)
Quote:
Menolak ajaran Yesus sama dengan menolak pribadi Yesus.
“Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.”
(Yohanes 12:48).
Post a Comment