Seorang gadis berusia 17 tahun di kota New York terbaring sekarat
oleh penyakit TBC. Separuh paru-parunya sudah rusak, separuh yang lain
telah diangkat. Ia membutuhkan bantuan tabung oksigen.
Ia
menghadiri sebuah gereja. Jemaat di gereja itu mengasihi Tuhan dan telah
diselamatkan. Walaupun demikian, mereka tidak percaya akan terjadinya
kesembuhan ilahi. Gadis muda ini sekarat, dokternya yang adalah orang
Kristen berkata, ”Anda akan mati dan kami tidak bisa berbuat apa-apa.
Saya akan mengirim anda pulang supaya anda bisa memanfaatkan waktu yang
tersisa bersama keluarga”.
Gadis itu meghirup oksigen murni. Ia
terbaring di tenda khusus oksigen dan menantikan maut. Berat badannya
telah turun hingga hampir separuhnya. Ia seorang gadis muda yang
menyenangkan. Dokter mengirim gadis itu pulang untuk menantikan ajalnya.
Ia terbaring dengan posisi kepala menengadah supaya ia dapat membaca
Alkitab. Gadis itu menyerah pada kenyataan bahwa ia akan mati. Itulah
ajaran yang diterimanya. Logika terkadang lebih nyata dari apa yang
tidak terlihat. Gadis itu terbaring dengan posisi demikian dan membaca
ayat 1Petrus 2:24.
Ketika membacanya, ia meletakkan Alkitabnya
dan mulai memuji Tuhan. Dengan menangis, ia berkata : ”Tuhan, aku senang
sekali akan berjumpa dengan-Mu, aku tahu bahwa aku akan mati. Para
dokter tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Tetapi aku bersyukur karena
Engkau telah menyelamatkan aku. Terima kasih karena Engkau telah
membasuh dosaku dengan Darah-Mu”. Ia menyembah dan bersyukur pada Tuhan
atas keselamatan dari-Nya dan kembali membaca ayat yang sama yang baru
dibacanya dari Alkitabnya.
“Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu salib supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup oleh kebenaran…….” Tetapi kali ini ia tidak berhenti sampai disana. Ia melanjutkan membaca di ayat yang sama, “….oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh”.
Kata-kata itu menjadi terang seperti lampu neon. Ia berkata, ”Oh, lihat apa yang aku dapatkan”. Tidak ada pengkhotbah yang mengkhotbahi dia. Tak ada siapapun bersama dia kecuali Firman Allah. Ia kemudian berkata, ”Tuhan Yesus, aku baru saja selesai memuji-Mu untuk bagian pertama dan aku akan memuji-Mu untuk bagian yang kedua. Engkau telah menyembuhkan aku. Oh Yesus, maafkan aku tidak akan bertemu dengan-Mu sekarang. Aku berencana untuk tinggal lebih lama lagi di dunia ini, karena Engkau sendiri telah menyembuhkanku.
Ia pun
mulai memuji Tuhan untuk “KESEHATAN YANG SEMPURNA”. Tidak ada sesuatu
yang berubah. Kemudian ia melepaskan tabung oksigennya dan berteriak
pada ibunya, “Mama cepatlah kemari!”
Ibunya mengira itulah hari
terakhir ia melihat putri satu-satunya. Segera ia memanjat tangga dengan
tersandung-sandung, “Ada apa sayang?”
“Oh mama, lihat apa yang
telah aku temukan. Bacalah ini”. Ibunya bergumam membaca Firman itu,
kemudian berkata, ”Mama sudah membacanya, sekarang berbaringlah dan
pakai lagi masker oksigennya”. Putrinya berkata, ”Mama tidak membaca
dengan benar. Mama, tertulis disitu bahwa aku telah disembuhkan. Dua
ribu tahun yang lalu Tuhan Yesus telah menyembuhkan aku”.
Ibu itu
memandangi putrinya dan menangis, dia merenungkan apa yang dikatakan
dokter, “Biasanya dimana pada hari engkau akan mati, engkau akan
kehilangan akal sehatmu, berhalusinasi dan sebagainya”.
Saudara,
bukankah aneh dunia ini, justru pada saat anda mempercayai adanya
mukjizat, maka anda dianggap aneh. tetapi sebaliknya saat anda
mempercayai akan mati karena kesakitan, anda dianggap normal.
Kemudian gadis itu berkata, ”Mama, aku tidak akan mati, jadi tolong
buatkan aku sarapan, aku ingin sekali makan roti bakar dan kopi”. Ibunya
berkata, ”Aku tahu engkau mulai kehilangan akal sehatmu, sayang. Engkau
sudah tidak makan apa-apa sejak 10 bulan yang lalu”.
Tetapi
gadis belia ini berkata, ”Selama 10 bulan aku tidak mendengar kebenaran
dahsyat ini. Sekarang, mama…. tolong turunlah ke bawah dan buatkan aku
sarapan…. aku lapar”.
Ibu gadis itu memasukkan dia kembali
kedalam tenda oksigen dan kemudian menyelinap keluar dengan perasaan
hancur melihat anaknya mulai berhalusinasi dalam pikirannya. Begitu ibu
ini keluar, maka gadis ini mulai membuka resleting tenda oksigennya,
turun dari ranjang, membuka lemari pakaiannya dan mulai berganti baju.
Gaun yang dipilihnya bagaikan “jubah” ketika dipakainya. Ya, karena
berat badannya hilang hampir separuhnya. Ia kemudian berjalan
terhuyung-huyung menuruni tangga dan berjalan ke dapur.
“Mama,
apakah sarapanku sudah siap?”. Ia duduk untuk makan pagi dan berkata,
”Tuhan berkati makanan ini untuk tubuhku yang baru ini. Aku tahu aku
tidak akan mati, tetapi aku akan tetap hidup”.
Sekilas, tidak
terjadi perubahan apapun pada gadis ini. Tubuhnya tetap kurus kering,
kondisi badannya masih sama, lemah. Dengan mata telanjang, sekilas Tuhan
tidak berbuat apapun.
Keesokan harinya ia pergi menemui
dokternya. Hasil pemeriksaan sinar X menunjukkan bahwa ia memiliki
sepasang paru-paru baru dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda bekas TBC
sama sekali!!! Dia menjadi kuat karena telah mendengar kebenaran. Ya….
Gadis muda ini telah menjadi SEMBUH TOTAL !!!
Gadis muda ini
benar-benar sembuh, dari paru paru yang hanya bekerja seperempatnya
menjadi pulih sempurna dengan adanya sepasang paru-paru yang baru! Orang
dunia mengatakan ini adalah mustahil, tapi “Bukankah Tidak ada yang
mustahil bagi Tuhan kita?”. Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya!”
Saudaraku saat engkau membaca kesaksian di atas dan mungkin keadaanmu
juga tidak baik hari ini, ingatlah bahwa selalu ada kesempatan bagimu
untuk mengalami mukjizat hari ini.
Banyak orang mulai meragukan
adanya mujizat hari-hari ini, tetapi ingatlah bahwa Tuhan Yesus masih
tetap sama. Kalau dahulu Dia buat mujizat, sekarangpun Dia tetap buat
mukjizat untuk anda dan saya hari ini.
2 Korintus 12:9-10
“(9) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu,
sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” (10) Sebab
itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus
turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan,
di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan
kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.”
God is good all the time😘😘🙏
Post a Comment